Selasa, 08 September 2009

Geographic Calculator 7.3

*Calculator now Includes all of the Functionality of the Geographic Translator

Now available, Version 7.3 of the most powerful and popular coordinate conversion tool available today now offers expanded vector file conversion capabilities and new tools for enterprise wide data management to enhance your geospatial projects. These tools extend the power of the Calculator to enable geospatial data definition, manipulation and management across the user’s organization. Manage your mapping data easily, accurately and quickly with the tool that more companies depend on to make certain they have the correct data. With this latest version the Vector File conversion tab now supports spatial data from ESRI geodatabases, Oracle and PostGIS as well as the full functionality of the Geographic Translator: multi-file translation for Vector and CAD formats, including DWG, DGN, Shape, Tab, Google's KML and much more along with powerful batch tools.

Over the last fifteen years the Geographic Calculator has become the standard tool for coordinate conversion worldwide. You should have this product in your toolbox!

On a basic level, the Geographic Calculator converts individual coordinates, point databases, and map files from virtually any coordinate system, datum, and map projection, to any other.

You can transform between coordinate systems, calculate the distance and azimuth between coordinates, and calculate a coordinate at a specific distance and azimuth from known starting point. The Geographic Calculator also computes grid convergence, point scale factor, datum shifts, and grid shifts. Of course, the Geographic Calculator is professionally documented and supported.

Some of the great features introduced in Calculator v7 include........

  • An extension enabling the use of the Calculator in ArcGIS
  • Dockable windows
  • Workspace settings that can be saved and shipped to other users
  • Administrative tools that can be used to lock down editing of the coordinate
  • Datasource to protect definitions and guide users
  • Complete FLEXnet licensing for easier porting of licenses and WAN usage
  • Dongle licensing
  • A datasource merge tool
  • The ability to transform between any datum (not just WGS84)
  • And much, much more.

Source : http://www.bluemarblegeo.com/products/calculator.php


best regards,

Aji Putra Perdana

Selasa, 02 Juni 2009

Aplikasi Teknik Penginderaan Jauh Untuk Mengkaji Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit Puncak Di DAS Kreo Semarang

The misuse of land is not in line with conservation technique tends to enhance the surface runoff coeffitient rate which will affect the maximum current. DAS (the cacthment area) Kreo, located in Semarang, is DAS which has undergone some changes in the use of its land. This research aimed at examining the capability accurateness of the remote sensing technique when it is applied to date tapping on physical characteristic and DAS morphometry. This date tapping itself is aimed at estimating the maximum current ang evaluating the effect of some changes in land use to river cureent using the rational method. The primary date include the 19992 panchromatic H/P aerial photography with 1:25.000 scale the 1999 panchromatic H/P with 1:10.000 scale, some data on the water level in Kalipancur station, some tabels on the river current, date on maximum and minimum river current, some date on the rainfall intensity and the rainfall itself, and also other assistive maps, such as : soil map, RBI map, and geological map, those date are then processed using Arcview, a computer-base methode to process date of this type. In estimating the maximum current a rational formula is applied. Some of its parameters are the surface runoff coeffitient uses Bransby and William method which includes rainfall intensity, slope, drainage density, land use to maximum current, some significant changes in land which can affects the volume of the runoff is also analyzed. The hydrograph and the comparison on both currents (maximum and minimum) are used in this analysis. The result of 1992 surface runoff coeffitient estimation is 42,92 % and 49,23 %, actual surface runoff coeffitient are variated. The result of 1992 and 1999 estimating maximum current rate are 284,88 m3/s and 368,71 m3/s, and actual maximum current rate are 228,7 m3/s and 314,6 m3/s. The significant changes of land use which affect the volume of the runoff appears in the rice field which is about 24,89 km2 in 1992 and become 15,47 km2 in 1999. using hydrograph comparison, the highest level of flood can be seen. Comparing the maximum and minimum current, which in 1992 is 240,74 and in 1999 is 393,25 it can be seen that it significantly increases. This increase itself is parallel with the incruase on land use which later affect the maximum current.


Alih fungsi penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi akan cenderung meningkatkan nilai koefisien aliran permukaan yang akan berpengaruh terhadap debit puncak. DAS Kreo merupakan DAS yang berada di daerah Semarang yang telah mengalami perubahan penggunaan lahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji kemampuan dan ketelitian teknik penginderaan jauh untuk penyadapan data mengenai karakteristik fisik dan morfometri DAS guna estimasi debit puncak serta mengevaluasi pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit puncak dengan menggunakan metode rasional. Data pokok yang digunakan antara lain foto udara pankromatik H/P skala 1:25.000 tahun 1992, foto udara pankromatik H/P skala 1:10.000 tahun 1999, data tinggi muka air pos Kalipancur, tabel debit sungai, data debit sungai maksimum dan debit minimum, data intensitas hujan, data hujan dan peta-peta bantu lainnya seperti peta tanah, peta RBI, peta geologi. Pengolahan dilakukan berbasis komputer dengan menggunakan SoftWare pemetaan Arc view. Dalam melakukan estimasi nilai debit puncak digunakan rumus rasional. Parameter-parameter yang dipertimbangkan dalam rumus tersebut antara lain koefisien aliran, intensitas hujan dan luas DAS. Koefisien aliran menggunakan Metode Bransby dan William yang meliputi intensitas hujan, lereng, kerapatan aliran, penggunaan lahan, infiltrasi tanah. Dalam mengkaji pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit puncak maka dilakukan analisis mengenai perubahan luasan lahan yang signifikan yang dapat mempengaruhi volume air larian serta digunakan hidrograf dan perbandingan nilai debit maksimum dengan nilai debit minimum. Hasil estimasi nilai koefisien aliran tahun 1992 dan tahun 1999 sebesar 42,92 % dan 49,23 % sedangkan nilai koefisien aliran aktual tahun 1992 dan tahun 1999 memberikan nilai yang bervariasi. Pada tahun 1992 koefisien aliran aktual terbesar sebesar 82 % dan terkecil 30 %. Pada tahun 1999 koefisien aliran aktual terbesar sebesar 70 % dan terkecil 20 %. Hasil estimasi debit puncak tahun 1992 dan tahun 1999 sebesar 284,88 m3/det dan 368,71 m3/det sedangkan nilai debit puncak aktual tahun 1992 dan tahun 1999 sebesar 228,7 m3/det. dan 314,6 m3/det. Perubahan luasan Penggunaan lahan yang signifikan yang dapat mempengaruhi volume air larian adalah lahan sawah yang pada tahun 1992 seluas 24,89 km2 menjadi 15,47 km2 pada tahun 1999. Pemukiman desa seluas 13,29 km2 pada tahun 1992 menjadi 20,42 km2 pada tahun 1999. Dalam perbandingan hidrograf terjadi peningkatan nilai puncak banjir. Berdasarkan perbandingan antara debit sungai maksimum dengan debit sungai minimum pada tahun 1992 sebesar 240,74 dan pada tahun 1999 sebesar 393,25 sehingga terjadi peningkatan yang juga disertai dengan peningkatan penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap debit puncak


Oleh : Puguh D. Raharjo

Prediksi Potensi Rawan Banjir di DAS Bengawan Solo

Floods is natural phenomenon happening at present. Bengawan Solo river basin is ones of river basin in which flooding, high rainfall causees the river basin can not accomodate of runoff, so happening river flood. This research have as a purpose to identification flood vulnerability in bengawan Solo river basin, research metodhology using remote sensing approach, that is adding band 4 and band 7 landsat imagery, the thing which efective to different objek water and non water. SRTM imagery is sattelite useful to surface elevation analysis, with the SRTM imagery can detection flow accumulation have been extracted using grid. To identification river flood be needed assosiation with primary river. Result this research indicate area of Sragen, Ngawi, Tuban, Bojonegoro, Lamongan and Gresik is flooding vulnerability in Bengawan Solo river basin.

Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi pada saat ini. Bengawan Solo salah satu DAS yang sering terlanda banjir, curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai tidak mampu menampung aliran permukaan (runoff), sehingga terjadi banjir luapan. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi kerawanan banjir di DAS Bengawan Solo, metodologi penelitian menggunakan pendekatan peninderaan jauh yaitu dengan menggabungkan saluran 4 dan saluran 7 pada citra Landsat TM yang dapat membedakan permukaan lahan air dan non air. Satelit SRTM digunakan untuk analisis elevasi permukaan, dengan menggunakan data SRTM dapat mendeteksi akumulasi aliran yaitu dengan ekstraksi grid. Utuk identifikasi banjir luapan diperluakan asosiasi dari kondisi sungai uatam. Hasil dari penelitian ini bahwa wilayah yang terindikasi rawan terhadap banjir meliputi wilayah Sragen, Ngawi, tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik yang ada di DAS Bengawan Solo.

Oleh : Puguh D. Raharjo

Rabu, 15 April 2009

Deforestation maps for Sumatra on Google Earth

Despite many years of research in conservation biology, precise maps of tropical deforestation that document the global spatial extent of tropical forests destruction are generally not available outside of the scientific community, says David Gaveau a researcher from Durrell Institute of Conservation and Ecology. For nearly seven years, Gaveau has been documenting forest destruction on the island of Sumatra since early 1970s using satellite technology. He publishes his full-resolution maps and scientific results using Google Earth.





Image courtesy of David Gaveau
In a move to support the Indonesian government in its mission to inform the general public and decision makers about the true scale of environmental destruction on the island of Sumatra, Gaveau created the first world’s website (sumatranforest.org) that puts precise maps of tropical deforestation freely at user's fingertips. Through a link on the website, maps of tropical deforestation will unfold onto Google’s digital Earth in full resolution (up to 1:150,000 scale). Internet users will obtain a bird’s-eye view of Sumatran forest landscapes, and the threats they are facing inside and outside protected areas.

"Among the most inspiring and challenging duties we face in the conservation community, is to put the full range of tropical deforestation worldwide for everyone to see to improve ecological transparency, a key requirement of sound environmental governance," said Gaveau.

Gaveau is now working towards the development of a free online cartographic database of the Earth’s tropical forests, and hopes to find investors that are willing to fund this effort.

"Our duty is to put the full range of tropical deforestation worldwide for everyone to see."

Sumatra has lost roughly half of its forest cover since 1985, mostly due to logging and conversion for agriculture. Environmental group WWF says there has been an 84 percent decline in elephant populations and a 70 percent in the number of Sumatran tigers on the island since 1982.

source information : http://news.mongabay.com/2009/0330-google_earth_sumatra.html

Situ Gintung dari Google Earth...

Kronologi Jebolnya tanggul Situ Gintung yang dihimpun okezone,menurut keterangan warga Kampung Situ, Ibu Erna, Ibu Lina, dan Pak Mulyadi.

Kamis 26 Maret

Pukul 16.00 WIB, hujan deras disertai es dan angin kencang melanda kawasan Jakarta Selatan dan sekitarnya, termasuk wilayah Ciputat dan Cirendeu.
Pukul 23.00 WIB, warga mulai mendengar suara gemuruh dari arah tanggul.
Pukul 24.00 WIB, beberapa warga mulai berbenah dan siaga.

Jumat 27 Maret

Pukul 03.00 WIB, warga mulai mendengar suara gemuruh lebih keras dari sebelumya. Suara berasal dari arah tanggul. Tanggul jebol.
Pukul 03.30 WIB, air sudah menerjang Kampung Situ RT 1/8 Cirendeu, Ciputat, Tangerang, Banten.
Pukul 04.00 WIB, warga mulai mengungsi. Air meninggi.
Pukul 05.00 WIB, Beberapa warga mulai naik ke atap rumah, pertolongan dari warga yang rumahnya tidak terendam.
Pukul 08.00 WIB, empat warga dibawa ke RS Fatmawati.
Pukul 10.00 WIB, Kapolres Tangerang datang meninjau lokasi.

ebolnya tanggul Situ Gintung tampaknya turut menghanyutkan isi danau keluar. Ikan Patin seberat 45 kg yang diduga berasal dari danau ditemukan warga di sungai.


Berikut Peta Situ Gintung dilihat dari Google Earth :


View Larger Map

-- end --


source information : http://bumiwisata.blogspot.com/2009/03/situ-gintung-jebolnya-tanggul-wisata.html

ERDAS Software 2009, Version 9.3.2

ERDAS Insights

Announcing ERDAS Software 2009, Version 9.3.2
By Mladen Stojic, Senior Vice President, Product Management & Marketing, ERDAS

Earlier this month, ERDAS announced the release of ERDAS Software 2009, Version 9.3.2, featuring the complete portfolio of Geospatial Business Systems for authoring, managing, connecting and delivering information. This includes new releases of ERDAS IMAGINE®, LPS, ERDAS ER Mapper, ERDAS Extensions for ArcGIS, ERDAS APOLLO and ERDAS Image Web Server.

This release includes numerous customer-driven enhancements across the product lines. These solutions facilitate businesses in capitalizing on the geospatial information value chain used to build applications for understanding our changing Earth.

ERDAS Software 2009, Version 9.3.2 is part of ERDAS’ annual release schedule, which includes a major release of products each Fall, as well as a minor release in the Spring. Some of these products offer free or trial downloads. ERDAS TITAN will be released later in April. Software maintenance customers may download the new versions of their desktop products from www.erdas.com/support and enterprise products on www.erdas.com (on the product’s webpage).

A complete document outlining What’s New in ERDAS Software 2009, Version 9.3.2 is available on the company homepage. In addition, product specific what’s new documents are available on the product pages.

source information : ERDAS Earth to Business E-Newsletter : April 2009

Jumat, 13 Maret 2009

Geografi kurang populer

"Geografi kurang populer"

Sebuah tema atau wacana yang muncul di milist KPJ2001...

Bermula dari Email datang seorang teman berinisial "AA" (kayak apa aja pake inisial..hehe- piss :) ) yang kini tinggal di kampung halamannya dan mengabdikan ilmu geografi untuk daerahnya, isinya:

"Geografi kurang populer "

Tadi aku diwawancara sebuah Media Massa Cetak. Pewawancara mengkritik. Katanya ilmu geografi di Indonesia kurang begitu populer sebab para geograf cenderung kurang bisa membahsakan ilmu yang didapatnya ke masyarakat. Bahasa yang kita gunakan masih terdengar asing sehingga masyarakat umum kurang memahami. Dari segi ilmu, kita bagus, tapi dari segi aplikasinya langsung ke masyarakat kita kurang. Artinya, manfaat ilmu yang kita dapat belum dapat menyentuh langsung ke masyarakat.
Kita berkecimpung pada sesama kita saja, sesama geograf, atau pada bidang lain yang masih relatif sama. Peran kita pun hanya sekilas tampak pun jika ada musibah dan bencana, namun kurang berkelanjutan.

Lalu setengah jam kemudian datang email tanggapan dari seorang teman yang tinggal pula di daerahnya..warga Jogja berinisial "SB" yang masih concern dan berkutat dengan Geografi - Mahasiswa S2 Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM mengatakan:

Geografi kurang populer

Benar sekali akang "AA", memang geografi di masyarakat kurang populer....
Kalo menurut saya, geografi itu ilmu yang global serta mempelajari muka bumi ini secara utuh baik itu interaksi alam, manusia dengan alam bahkan manusia dengan manusia. selain itu ada ilmu yang lebih spesifik sehingga masyarakat awam melihat obyek yang mereka temui di kehidupan sehari2 langsung memiliki image tentang ilmu yang spesifik tersebut. contohnya saja Air, orang langsung berpikiran ilmu hidrologi yang sebenarnya juga bagian dari physical geography, kependudukan dan kemasyarakatan (human geography).
Geografi dianggap ada kalo sedang ada bencana....!!!!
Nah pada hal ini diperlukan pemahaman wilayah secara kompleks sehingga ilmu geografi baru tampak ada perannya..
Bagi kita geograf yang mungkin awalnya karna salah jurusan tidak perlu kawatir dan minder dengan ilmu laen karena kita punya berbagai keunggulan yang tidak dimiliki ilmu laen. kalo masalah tidak populer dimasyarakat itu sebenarnya cuma karena masalah kebiasaan dan kurang pemahaman aja dengan ilmu geografi..

Di hari berikutnya..Sang Pujangga KPJ2001 memberikan tanggapannya mengenai "Geografi kurang populer???". Berikut tulisan Sang Pujangga menanggapi kurang populernya Geografi :

Geografi kurang populer ???

Kata Pram*(tokoh imajinasi sang pujangga), "seorang terpelajar haruslah adil sejak dari pikiran." Begitu pula hendaknya agar adil melihat geografi ini sebagai ilmu.
Kedokteran dengan berbagai istilah yang aneh-aneh pun kenapa menjadi populer?
Sementara geografi, bahkan semenjak kecil ketika kita bercerita tentang lokasi sekolah kita kepada nenek, misalnya. Di sana geografi sudah bermain-main.
Barangkali, kesadaran mereka yang menggunakan geografi tetapi "tidak merasa" sedang menggunakannya yang menjadi penyebab ilmu ini tidak populer. Barangtentu, menjadi tugas 'geografer' untuk memberikan kesadaran penggunaan ilmu ini kepada yang masih awam. Kan begitu?
Namun, populer atau tidak sebuah ilmu tentu bukan menjadi jaminan apa-apa, bukan? --ataukah sahaya salah?-- Bagaimana penggunaannya untuk kehidupan bersama dalam bebrayan agung di masyarakat yang lebih utama.
Bila terjadi bencana memang sedikit banyak geografi berperan, namun sejujurnya tidaklah terlalu banyak. Perannya di saat yang genting ketika tanggap darurat--masa-masa awal pasca bencana--menjadikan geografi begitu berarti. Namun, tak lama kemudian ketika masa ini lewat, lupalah pula geografi ini digunakan. Perbaikan ekonomi, pemulihan mata pencaharian dan perbaikan infrastruktur yang rusak menjadi fokus kegiatan. Jangan heran bila ahli ekonomi dan bangunan yang kebagian peran kemudian.
Lantas bagaimana mestinya, ya? Adakah rumput yang bergoyang tahu jawabannya? -halah!-
Namun, apa yang dilakukan "SB" sungguh terpuji. Bagaimana tidak, bila beberapa orang sudah memperoleh pekerjaan karena usaha yang beliau rintis. Barangtentu, tidak salah kiranya bila saya sebut itu juga akibat dari ilmu geografi yang beliau miliki. Kan begitu?

*scroll ke atas dan ke bawah, naik turun bolak-balik. Jane aku ngomong opo to iki?* nyahahahaha

Janganlah terlalu risau kawan, tersenyumlah....

Pareng...

Hari berikutnya datang lagi sebuah tanggapan dari seorang teman KPJ2001 yang kini kurang berkutat dengan geografi:

Geografi kurang populer ???

Tugas kita lah untuk mempopulerkan GEOGRAFI...

karna GEOGRAFI sebenarnya sudah ada kala GEO (Bumi) itu eksis...
cuman tidak sepopuler ARTIS dan kehidupannya...CALEG dan partai2nya,,,serta CAPRES dan pencarian Cawapres dengan lobi2 antar partai...

ilmu GEOGRAFI saat ini telah berkembang luar biasa dengan kemajuan IPTEK, kecanggihan informasi dan teknologi...

GEOGRAFI mulai memBUMI kala BUMI menunjukkan getarannya, memuntahkan laharnya, meluapkan airnya, karna kala itu masyarakat tersadarkan bahwa mereka melupakan BUMI terlalu asyik dengan Egoisme Manusia...

Kadang kita terlalu minder untuk menyebutkan bahwa kita berasal dari "Fakultas Geografi", ato aku kali ya???hehe,,,,Ga juga ah,.,,ku dengan bangga menyebutkan kalo aku berasal dari Fakultas Geografi UGM Yogyakarta...

Mengenai down to earth dengan masyarakat,..munculnya LSM, lembaga2 non pemerintah, bahkan kalangan pendidikan, pemerintah juga iya...
Kegiatan kemasyarakatan dan membahasakan GEOGRAFI ke dalam bahasa ibu bagi masyarakat...saat ini misalnya: pemetaan partisipatif

di sejumlah negara, masyarakat pedesaan (yang notabene kehidupannya juga sama dengan masyrakat kita, bahkan lebih baik masyarakat kita,...) udah diperkenalkan dengan Geografi yang dikombinasikan dengan teknologi dan informasi... Informasi yang ada di desa tersebut terkoleksi dengan baik dan dimanajemen menggunakan teknologi (komputer, dkk) disharing dengan bantuan internet dan secara spasial dikomunikasikan dengan baik dan efektif...

Google Earth, mengajak masyarakat pahami keBUMIan..mari kita bantu bahasakan,..hehe

Saat ini ku juga lagi sedih nie...karena paradigma riset..angka masih berperan penting...memang iya sich,..,,pemodelan statistik...tapi pemodelan spasial khan juga bisa, dengan bantuan angka2 juga????hehe

***sok sedih**

everyday is exel day... hiks2x...banggalah kalian yang masih berkutat dengan geografi...
dan buat yang tidak berkutat..think spatially.. (opo neh kuwi??)

4 hari berikutnya..datanglah email dari seorang teman yang kini menjadi staff pengajar di KPJ-Fakultas Geografi tercinta

he..he...
aku bangga punya teman seperti kalian, yuk bersama2 berjuang untuk geografi ini..

Selang waktu berikutnya datang email tanggapan dari seorang wartawan yang merupakan alumni KPJ Fakultas Geografi UGM angkatan 2001 :

Geografi kurang populer??? Wuahaha... jadilah wartawan, pasti akan populer sekali.

Serius. Di dunia jurnalistik, seseorang yang memiliki pengetahuan kebumian amat dibutuhkan. Sebab, tidak banyak orang yang bisa menarik logika atas serangkaian kejadian bencana alam, mulai dari sebab hingga akibat. Saya amat bangga menjadi seorang geograf yang wartawan.

Sementara itu, saya juga punya misi untuk membuat suatu topik tulisan kebumian menjadi menarik dibaca. Entah itu teknologinya, atau persoalan fisik-sosial yang terjadi di atasnya. Hanya saja, saya memang belum bisa untuk tampil sebagai penulis besar. Namanya juga masih wartawan pemula. Pengalaman kerja tiga tahun mah belum ada apa-apanya.

Saya amat berharap rekan-rekan bisa bersama-sama membangkitkan lagi minat publik terhadap ilmu kebumian. Kalau ada proyek, penelitian, atau temuan apa pun yang menarik dan tentunya membawa manfaat bagi masyarakat banyak, jangan ragu berbagi informasi. Siapa tahu bisa saya tindak lanjuti dalam sebuah tulisan, yang tentunya akan berguna juga untuk mengangkat nama almamater Fakultas Geografi.

Sekali lagi, saya bersyukur menjadi seorang geograf. Meski pekerjaannya agak melenceng dari bidang ilmu, tapi di situlah ternyata saya bisa berperan bagi masyarakat. Jangan ada lagi kata malu karena hanya menjadi lulusan Fakultas Geografi UGM. Buktikan kalau kita bukan cuma kuli GPS atau penggambar peta saja. Banyak hal yang bisa kita lakukan...

Semangat!!!!

------------------------------------------------------------------------------------------------

semangat yang luar biasa dari teman-teman KPJ2001 yang dengan bangganya mengatakan bahwa KITA BANGGA MENJADI GEOGRAF / GEOGRAFER / GEOGRAFIAWAN ....entah apapun itu sebutannya yang jelas bangga menjadi lulusan Fakultas Geografi UGM.

----------- apakah teman-teman yang membaca mengenal Geografi ?? -------------------------

Tulisan ini diambli dari perbincangan milist KPJ2001 dengan maksud untuk berbagi cerita dan memberi SEMANGAT...

Salam
KPJ2001
http://kpj2001.blogspot.com/

Selasa, 24 Februari 2009

MapWindow – Freeware GIS Software

Tidak mau kalah dengan ArcGIS Explorer, dari MapWindow GIS ada MapWindow GIS Desktop. Applikasi ini layaknya software GIS profesial yang menyuguhkan berbagai keunggulan tools diantaranya
a. Koneksi Dengan database (postGIS)
b. Terdapat GPS tools untuk koneksi dengan GPS
c. On Line data plug-in

d. Watershed Delineation
e. CSV to Shapefile Converter


Selain tools tersebut tidak lepas dari tools standart dari GIS Software yaitu editing data, geoprocessing, convert data, dan tools lain yang menarik. Sehingga kita tidak hanya bisa menampilkan data GIS (Shapefile) saja tapi juga dapat melakukan pemrosesan data dengan menggunakan applikasi GIS yang gratis ini.


Bagi anda yang merupakan seorang programmer dan haus akan tools2 advance yang lain tidak perlu khawatir. MapWindow juga menyediakan Active X control layaknya MapObject yang dapat digunakan untuk membangun standalone application.


Software maupun Active X dari MapWindow ini dapat anda download di situs resmi MapWindow http://mapwindow.com/


Rabu, 04 Februari 2009

Google Earth 5,0 Jelajahi Mars dan Dasar Laut

Meski masih menuai pro dan kontra tentang kehadirannya, Google Earth terus memperkaya inovasinya. Kali ini, pencinta peta digital dapat menggunakan Google Earth untuk melihat lautan, bahkan hingga ke Planet Mars.

Fitur baru ini hadir dalam software yang memungkin seseorang melihat citra gambar tentang ke dalaman laut, kondisi Mars. Tidak hanya itu saja, dengan Google Earth mampu menampilkan kondisi Bumi yang terbaru setiap waktunya.

Aplikasi yang diberi nama Google Earth 5,0 telah diujicobakan di California Academy of Sciences di San Francisco. Pada saat peresmiannya Senin kemarin, hadir mantan Wakil Presiden Amerika Serika Al Gore, penyanyi Jimmy Buffet. Kedua tokoh tersebut menyambut baik kehadiran Google Earth generasi baru tersebut.

Mereka mengatakan, perangkat ini bagus untuk mengetahui keadaan Bumi sesungguhnya dari ancaman pemanasan global, termasuk untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat tentang kondisi alam semesta dan Bumi secara nyata.

"Ini merupakan alat pendidikan yang sangat kuat dan bagus," puji Al Gore, seperti yang dikutip Associated Press, Selasa (3/2/2009).

"saya berharap bahwa orang di seluruh dunia akan menggunakan Google Earth untuk melihat sendiri kenyataan dari apa yang terjadi karena krisis iklim," sambungnya.

John Hanke, Direktur Google Earth dan Maps mengatakan, ide penambahan gambar lautan datang sekira tiga tahun lalu. Ketika itu, seorang ilmuwan menyatakan sangat membutuhkan perangkat lunak untuk menganalisi hilangnya air yang meliputi hampir tiga perempat dari permukaan bumi.

"Dengan Google Earth, seseorang dapat menjelajah hingga ke dasar laut dengan tampilan gambar 3 dimensi," pungkas Hanke.

sumber informasi : http://techno.okezone.com/

Senin, 02 Februari 2009

ArcGIS Explorer - GIS for Everyone

ArcGIS Explorer - GIS for Everyone



ArcGIS Explorer is a free downloadable application that offers an easy way to access online GIS content and capabilities. With ArcGIS Explorer, you can connect to a variety of free, ready-to-use datasets hosted by ESRI. Combine these with your own local data or other 2D and 3D Web services to create custom maps and perform spatial analysis.

With ArcGIS Explorer, you can

* Fuse your local data with data and services from ArcGIS Server, ArcIMS, and Open Geospatial Consortium WMS to create custom maps.
* Perform GIS analysis (e.g., visibility, modeling, proximity search).
* Use custom tasks to manage, edit, and analyze your data.
* Share your maps and results with others.

See demos of some of the activities you can perform with ArcGIS Explorer.

Download ArcGIS Explorer


New Free Training Seminar

An Introduction to ArcGIS Explorer will show you how to add content and start performing GIS analysis.

User Showcase

Listen to How ArcGIS Explorer Is Used at the Arizona DOT by Jami Garrison, data bureau manager [MP3-06:53].

source information : http://www.esri.com/software/arcgis/explorer/index.html

Minggu, 11 Januari 2009

Puting beliung Yogyakarta

Berikut cerita kejadian Puting beliung Yogyakarta oleh Tiyar KPJ2001 (saksi saat kejadian puting beliung di lingkungan UGM) :

Salam hangat bt temen2.lama gak ol. Ada sedikit cerita:
Skrg jamene pancaroba. Waspadailah perub cuaca yg cepat.Kronologi puting beliung kmren.
Sesi 1. Sekitar jm 1 siang lebih Gerombolan siberat cumulus nimbus tiba2 nongol d UGM, pdhl sblmnya cm awan cumulus biasa. Langit tiba2 gelap. Cuaca sebelumnya panas&kering, pengennya copot baju dsb,he2
sensor. Dikarenakan itu tjd gradien tek udara yg besar antara daratan&langit. Terjadilah angin kencang yg menerbangkan sampah2 ke udara. Angin mengarah ke barat laut.
Sesi 2. 5 menit kmd trjdlah hujan lebat.
Sesi 3. 20 menit kmd angin brbalik k arah timur. Pohon2 mulai roboh,genting pd ilang. Rumah bergetar&kaca pecah. Org2 brlindung d bawah meja,takut tertimpa genting/rumah roboh. Mobil d jalan brhenti takut tertimpa pohon/jalan gak bs dlewati.Pohon bringin d jalan pert3an KG roboh.
Sesi 4. 10 menit kmd angin berbalik k barat laut/utara. Tower jmn roboh&pohon bnyk roboh.
Sesi 5. 15 menit kmd hujan&angin mulai reda. Krusakan mulai tampak d mana2. Seputaran sekip,gsp,jln bulaksumur,masjid kampus,seputaran ugm krusakanny parah.
Sesi 6. Jam 4 an sore kerja bakti aparat&masyarakat mbersihkan jln. Jln sudah bs d akses jm 6 sore. Trims atas partisipasi masyarakat.
Sesi 7. Jam 9 malem muter2 ugm. Ugm sprti medan perang,sampah pohon dmana2.
Sesi 8. Press rilis angin puting beliung yg terjadi d ugm "prematur"/blm sempurna. Apa jadinya ugm klo angin puting belingnya terbentuk sempurna. Yg jelas krusakan tambah parah.
Sesi 9. Hikmah:sekuat apapun manusia tidak akan bisa melawan kehendak alam. Allahu Akbar.
Itulah sekelumit cerita. Smg dpt mnjdi wacana bg temen2. Salam..

sumber : email dari tiyar ke milist KPJ2001 Tanggal : Tue, Nov 18, 2008 at 10:03 AM

-- kang tiyar..ku posting ceritanya ya ----

Temu Kangen KPJ2001

Dear All teman-teman KPJ2001 (kartografi dan penginderaan jauh) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada...

Kapan kita bisa kopi darat nie??
First kopdar saat buka bersama..itupun dihadiri para gentlemen..hehe
tidak hanya dari KPJ2001, tetapi dari teman-teman 2001 lainnya..
Dari nun jauh datang mas puguh dijemput oleh kang Ardhian, dari Solo hadir mas Taufik, dari negeri Paman Sam, eh Paman Goop..datenglah Uncle Goop, dari negeri seberang dateng saudara Azhar, dari Ngayogyakarto datenglah mas Aan ditemani kang Lemet, Kang Tiyar, bos Bowo, mbah Akha, dan banyak lagi,,,sampe lupa sapa ae...(hehe, mohon koreksi dari teman-teman yang hadir)
Meskipun hanya dihadiri para lelaki..,.pejantan tangguh 2001...acara buka bersama plus-plus.,.berlangsung hikmat, seru dan mendebarkan...
Berbagai topik perbincangan mengudara, membahana mewarnai suasana yang tiada henti-hentinya, meski sang waktu terus berlalu,...

next story..bersambung....


salam,
app

Download Free Tutorials - ENVI Feature Extraction Module

ITT Visual Information Solutions

Tutorials:

Download Free Tutorials on Feature Extraction with Rule-Based & Supervised Classification

The answers you need are in the details.

An advancement in software technology, the ENVI Feature Extraction Module allows you to easily find and extract features - including buildings, vehicles, roads, coastlines, and bodies of water - from your geospatial imagery.

Save results as vector layers, and use them to update GIS databases for planning purposes. Or further analyze extracted images using ENVI to make informed decisions.

See just how intuitive it is when you download either of these tutorials:

  • ENVI Feature Extraction with Rule-Based Classification
  • ENVI Feature Extraction with Supervised Classification

Get started today.

SOurce Information : email from -idl-ENVI.com -- © 2008 ITT Visual Information Solutions