Blog ini dibuat untuk menampung aspirasi dari teman-teman KPJ 2001 (KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH) Fakultas Geografi UGM Yogyakarta :)
Hidup Geograf Indonesia..Hidup KPJ2001 !!!
Berisi segala macam tentang KEBUMIAN dan kehidupan di BUMI ini (cerita suka cita duka kita semua), sharing segala pengalaman :)
The misuse of land is not in line with conservation technique tends to enhance the surface runoff coeffitient rate which will affect the maximum current. DAS (the cacthment area) Kreo, located in Semarang, is DAS which has undergone some changes in the use of its land. This research aimed at examining the capability accurateness of the remote sensing technique when it is applied to date tapping on physical characteristic and DAS morphometry. This date tapping itself is aimed at estimating the maximum current ang evaluating the effect of some changes in land use to river cureent using the rational method. The primary date include the 19992 panchromatic H/P aerial photography with 1:25.000 scale the 1999 panchromatic H/P with 1:10.000 scale, some data on the water level in Kalipancur station, some tabels on the river current, date on maximum and minimum river current, some date on the rainfall intensity and the rainfall itself, and also other assistive maps, such as : soil map, RBI map, and geological map, those date are then processed using Arcview, a computer-base methode to process date of this type. In estimating the maximum current a rational formula is applied. Some of its parameters are the surface runoff coeffitient uses Bransby and William method which includes rainfall intensity, slope, drainage density, land use to maximum current, some significant changes in land which can affects the volume of the runoff is also analyzed. The hydrograph and the comparison on both currents (maximum and minimum) are used in this analysis. The result of 1992 surface runoff coeffitient estimation is 42,92 % and 49,23 %, actual surface runoff coeffitient are variated. The result of 1992 and 1999 estimating maximum current rate are 284,88 m3/s and 368,71 m3/s, and actual maximum current rate are 228,7 m3/s and 314,6 m3/s. The significant changes of land use which affect the volume of the runoff appears in the rice field which is about 24,89 km2 in 1992 and become 15,47 km2 in 1999. using hydrograph comparison, the highest level of flood can be seen. Comparing the maximum and minimum current, which in 1992 is 240,74 and in 1999 is 393,25 it can be seen that it significantly increases. This increase itself is parallel with the incruase on land use which later affect the maximum current.
Alih fungsi penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi akan cenderung meningkatkan nilai koefisien aliran permukaan yang akan berpengaruh terhadap debit puncak. DAS Kreo merupakan DAS yang beradadi daerah Semarang yang telah mengalami perubahan penggunaan lahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji kemampuan dan ketelitian teknik penginderaan jauh untuk penyadapan data mengenai karakteristik fisik dan morfometri DAS guna estimasi debit puncak serta mengevaluasi pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit puncak dengan menggunakan metode rasional. Data pokok yang digunakan antara lain foto udara pankromatik H/P skala 1:25.000 tahun 1992, foto udara pankromatik H/P skala 1:10.000 tahun 1999, data tinggi muka air pos Kalipancur, tabel debit sungai, data debit sungai maksimum dan debit minimum, data intensitas hujan, data hujan dan peta-peta bantu lainnya seperti peta tanah, peta RBI, peta geologi. Pengolahan dilakukan berbasis komputer dengan menggunakan SoftWare pemetaan Arc view. Dalam melakukan estimasi nilai debit puncak digunakan rumus rasional. Parameter-parameter yang dipertimbangkan dalam rumus tersebut antara lain koefisien aliran, intensitas hujan dan luas DAS. Koefisien aliran menggunakan Metode Bransby dan William yang meliputi intensitas hujan, lereng, kerapatan aliran, penggunaan lahan, infiltrasi tanah. Dalam mengkaji pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit puncak maka dilakukan analisis mengenai perubahan luasan lahan yang signifikan yang dapat mempengaruhi volume air larian serta digunakan hidrograf dan perbandingan nilai debit maksimum dengan nilai debit minimum. Hasil estimasi nilai koefisien aliran tahun 1992 dan tahun 1999 sebesar 42,92 % dan 49,23 % sedangkan nilai koefisien aliran aktual tahun 1992 dan tahun 1999 memberikan nilai yang bervariasi. Pada tahun 1992 koefisien aliran aktual terbesar sebesar 82 % dan terkecil 30 %. Pada tahun 1999 koefisien aliran aktual terbesar sebesar 70 % dan terkecil 20 %. Hasil estimasi debit puncak tahun 1992 dan tahun 1999 sebesar 284,88 m3/det dan 368,71 m3/det sedangkan nilai debit puncak aktual tahun 1992 dan tahun 1999 sebesar 228,7 m3/det. dan 314,6 m3/det. Perubahan luasan Penggunaan lahan yang signifikan yang dapat mempengaruhi volume air larianadalah lahan sawah yang pada tahun 1992 seluas 24,89 km2 menjadi 15,47 km2 pada tahun 1999. Pemukiman desa seluas 13,29 km2 pada tahun 1992 menjadi 20,42 km2 pada tahun 1999.Dalam perbandingan hidrograf terjadi peningkatan nilai puncak banjir. Berdasarkan perbandingan antara debit sungai maksimum dengan debit sungai minimum pada tahun 1992 sebesar 240,74 dan pada tahun 1999 sebesar 393,25 sehingga terjadi peningkatan yang juga disertai dengan peningkatanpenggunaan lahan yang berpengaruh terhadap debit puncak
Floods is natural phenomenon happening at present. Bengawan Solo river basin is ones of river basin in which flooding, high rainfall causees the river basin can not accomodate of runoff, so happening river flood. This research have as a purpose to identification flood vulnerability in bengawan Solo river basin, research metodhology using remote sensing approach, that is adding band 4 and band 7 landsat imagery, the thing which efective to different objek water and non water. SRTM imagery is sattelite useful to surface elevation analysis, with the SRTM imagery can detection flow accumulation have been extracted using grid. To identification river flood be needed assosiation with primary river. Result this research indicate area of Sragen, Ngawi, Tuban, Bojonegoro, Lamongan and Gresik is flooding vulnerability in Bengawan Solo river basin.
Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi pada saat ini. Bengawan Solo salah satu DAS yang sering terlanda banjir, curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai tidak mampu menampung aliran permukaan (runoff), sehingga terjadi banjir luapan. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi kerawanan banjir di DAS Bengawan Solo, metodologi penelitian menggunakan pendekatan peninderaan jauh yaitu dengan menggabungkan saluran 4 dan saluran 7 pada citra Landsat TM yang dapat membedakan permukaan lahan air dan non air. Satelit SRTM digunakan untuk analisis elevasi permukaan, dengan menggunakan data SRTM dapat mendeteksi akumulasi aliran yaitu dengan ekstraksi grid. Utuk identifikasi banjir luapan diperluakan asosiasi dari kondisi sungai uatam. Hasil dari penelitian ini bahwa wilayah yang terindikasi rawan terhadap banjir meliputi wilayah Sragen, Ngawi, tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik yang ada di DAS Bengawan Solo.
[Smile] Share your smile and happiness
-
*7 steps to a better world*
Share Your Smile with The World:
1. Please kindly visit the link:* http://arcg.is/2nGDHmf*
2. Click 'Participate'
...
PINDAH HOSTING
-
Dikarenakan keterbatasan hosting gratis di wordpress.com, saya memutuskan
memindah semua hostingan ke WWW.POJOKGIS.CO.CC domain masih gratis tetapi
hosting...