Sebuah tema atau wacana yang muncul di milist KPJ2001...
Bermula dari Email datang seorang teman berinisial "AA" (kayak apa aja pake inisial..hehe- piss :) ) yang kini tinggal di kampung halamannya dan mengabdikan ilmu geografi untuk daerahnya, isinya:
"Geografi kurang populer "
Tadi aku diwawancara sebuah Media Massa Cetak. Pewawancara mengkritik. Katanya ilmu geografi di Indonesia kurang begitu populer sebab para geograf cenderung kurang bisa membahsakan ilmu yang didapatnya ke masyarakat. Bahasa yang kita gunakan masih terdengar asing sehingga masyarakat umum kurang memahami. Dari segi ilmu, kita bagus, tapi dari segi aplikasinya langsung ke masyarakat kita kurang. Artinya, manfaat ilmu yang kita dapat belum dapat menyentuh langsung ke masyarakat.
Kita berkecimpung pada sesama kita saja, sesama geograf, atau pada bidang lain yang masih relatif sama. Peran kita pun hanya sekilas tampak pun jika ada musibah dan bencana, namun kurang berkelanjutan.
Kita berkecimpung pada sesama kita saja, sesama geograf, atau pada bidang lain yang masih relatif sama. Peran kita pun hanya sekilas tampak pun jika ada musibah dan bencana, namun kurang berkelanjutan.
Lalu setengah jam kemudian datang email tanggapan dari seorang teman yang tinggal pula di daerahnya..warga Jogja berinisial "SB" yang masih concern dan berkutat dengan Geografi - Mahasiswa S2 Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM mengatakan:
Geografi kurang populer
Benar sekali akang "AA", memang geografi di masyarakat kurang populer....
Kalo menurut saya, geografi itu ilmu yang global serta mempelajari muka bumi ini secara utuh baik itu interaksi alam, manusia dengan alam bahkan manusia dengan manusia. selain itu ada ilmu yang lebih spesifik sehingga masyarakat awam melihat obyek yang mereka temui di kehidupan sehari2 langsung memiliki image tentang ilmu yang spesifik tersebut. contohnya saja Air, orang langsung berpikiran ilmu hidrologi yang sebenarnya juga bagian dari physical geography, kependudukan dan kemasyarakatan (human geography).
Geografi dianggap ada kalo sedang ada bencana....!!!!
Nah pada hal ini diperlukan pemahaman wilayah secara kompleks sehingga ilmu geografi baru tampak ada perannya..
Bagi kita geograf yang mungkin awalnya karna salah jurusan tidak perlu kawatir dan minder dengan ilmu laen karena kita punya berbagai keunggulan yang tidak dimiliki ilmu laen. kalo masalah tidak populer dimasyarakat itu sebenarnya cuma karena masalah kebiasaan dan kurang pemahaman aja dengan ilmu geografi..
Di hari berikutnya..Sang Pujangga KPJ2001 memberikan tanggapannya mengenai "Geografi kurang populer???". Berikut tulisan Sang Pujangga menanggapi kurang populernya Geografi :Kalo menurut saya, geografi itu ilmu yang global serta mempelajari muka bumi ini secara utuh baik itu interaksi alam, manusia dengan alam bahkan manusia dengan manusia. selain itu ada ilmu yang lebih spesifik sehingga masyarakat awam melihat obyek yang mereka temui di kehidupan sehari2 langsung memiliki image tentang ilmu yang spesifik tersebut. contohnya saja Air, orang langsung berpikiran ilmu hidrologi yang sebenarnya juga bagian dari physical geography, kependudukan dan kemasyarakatan (human geography).
Geografi dianggap ada kalo sedang ada bencana....!!!!
Nah pada hal ini diperlukan pemahaman wilayah secara kompleks sehingga ilmu geografi baru tampak ada perannya..
Bagi kita geograf yang mungkin awalnya karna salah jurusan tidak perlu kawatir dan minder dengan ilmu laen karena kita punya berbagai keunggulan yang tidak dimiliki ilmu laen. kalo masalah tidak populer dimasyarakat itu sebenarnya cuma karena masalah kebiasaan dan kurang pemahaman aja dengan ilmu geografi..
Geografi kurang populer ???
Kata Pram*(tokoh imajinasi sang pujangga), "seorang terpelajar haruslah adil sejak dari pikiran." Begitu pula hendaknya agar adil melihat geografi ini sebagai ilmu.
Kedokteran dengan berbagai istilah yang aneh-aneh pun kenapa menjadi populer?
Sementara geografi, bahkan semenjak kecil ketika kita bercerita tentang lokasi sekolah kita kepada nenek, misalnya. Di sana geografi sudah bermain-main.
Barangkali, kesadaran mereka yang menggunakan geografi tetapi "tidak merasa" sedang menggunakannya yang menjadi penyebab ilmu ini tidak populer. Barangtentu, menjadi tugas 'geografer' untuk memberikan kesadaran penggunaan ilmu ini kepada yang masih awam. Kan begitu?
Namun, populer atau tidak sebuah ilmu tentu bukan menjadi jaminan apa-apa, bukan? --ataukah sahaya salah?-- Bagaimana penggunaannya untuk kehidupan bersama dalam bebrayan agung di masyarakat yang lebih utama.
Bila terjadi bencana memang sedikit banyak geografi berperan, namun sejujurnya tidaklah terlalu banyak. Perannya di saat yang genting ketika tanggap darurat--masa-masa awal pasca bencana--menjadikan geografi begitu berarti. Namun, tak lama kemudian ketika masa ini lewat, lupalah pula geografi ini digunakan. Perbaikan ekonomi, pemulihan mata pencaharian dan perbaikan infrastruktur yang rusak menjadi fokus kegiatan. Jangan heran bila ahli ekonomi dan bangunan yang kebagian peran kemudian.
Lantas bagaimana mestinya, ya? Adakah rumput yang bergoyang tahu jawabannya? -halah!-
Namun, apa yang dilakukan "SB" sungguh terpuji. Bagaimana tidak, bila beberapa orang sudah memperoleh pekerjaan karena usaha yang beliau rintis. Barangtentu, tidak salah kiranya bila saya sebut itu juga akibat dari ilmu geografi yang beliau miliki. Kan begitu?
*scroll ke atas dan ke bawah, naik turun bolak-balik. Jane aku ngomong opo to iki?* nyahahahaha
Janganlah terlalu risau kawan, tersenyumlah....
Pareng...
Kedokteran dengan berbagai istilah yang aneh-aneh pun kenapa menjadi populer?
Sementara geografi, bahkan semenjak kecil ketika kita bercerita tentang lokasi sekolah kita kepada nenek, misalnya. Di sana geografi sudah bermain-main.
Barangkali, kesadaran mereka yang menggunakan geografi tetapi "tidak merasa" sedang menggunakannya yang menjadi penyebab ilmu ini tidak populer. Barangtentu, menjadi tugas 'geografer' untuk memberikan kesadaran penggunaan ilmu ini kepada yang masih awam. Kan begitu?
Namun, populer atau tidak sebuah ilmu tentu bukan menjadi jaminan apa-apa, bukan? --ataukah sahaya salah?-- Bagaimana penggunaannya untuk kehidupan bersama dalam bebrayan agung di masyarakat yang lebih utama.
Bila terjadi bencana memang sedikit banyak geografi berperan, namun sejujurnya tidaklah terlalu banyak. Perannya di saat yang genting ketika tanggap darurat--masa-masa awal pasca bencana--menjadikan geografi begitu berarti. Namun, tak lama kemudian ketika masa ini lewat, lupalah pula geografi ini digunakan. Perbaikan ekonomi, pemulihan mata pencaharian dan perbaikan infrastruktur yang rusak menjadi fokus kegiatan. Jangan heran bila ahli ekonomi dan bangunan yang kebagian peran kemudian.
Lantas bagaimana mestinya, ya? Adakah rumput yang bergoyang tahu jawabannya? -halah!-
Namun, apa yang dilakukan "SB" sungguh terpuji. Bagaimana tidak, bila beberapa orang sudah memperoleh pekerjaan karena usaha yang beliau rintis. Barangtentu, tidak salah kiranya bila saya sebut itu juga akibat dari ilmu geografi yang beliau miliki. Kan begitu?
*scroll ke atas dan ke bawah, naik turun bolak-balik. Jane aku ngomong opo to iki?* nyahahahaha
Janganlah terlalu risau kawan, tersenyumlah....
Pareng...
Hari berikutnya datang lagi sebuah tanggapan dari seorang teman KPJ2001 yang kini kurang berkutat dengan geografi:
Geografi kurang populer ???
Tugas kita lah untuk mempopulerkan GEOGRAFI...
karna GEOGRAFI sebenarnya sudah ada kala GEO (Bumi) itu eksis...
cuman tidak sepopuler ARTIS dan kehidupannya...CALEG dan partai2nya,,,serta CAPRES dan pencarian Cawapres dengan lobi2 antar partai...
ilmu GEOGRAFI saat ini telah berkembang luar biasa dengan kemajuan IPTEK, kecanggihan informasi dan teknologi...
GEOGRAFI mulai memBUMI kala BUMI menunjukkan getarannya, memuntahkan laharnya, meluapkan airnya, karna kala itu masyarakat tersadarkan bahwa mereka melupakan BUMI terlalu asyik dengan Egoisme Manusia...
Kadang kita terlalu minder untuk menyebutkan bahwa kita berasal dari "Fakultas Geografi", ato aku kali ya???hehe,,,,Ga juga ah,.,,ku dengan bangga menyebutkan kalo aku berasal dari Fakultas Geografi UGM Yogyakarta...
Mengenai down to earth dengan masyarakat,..munculnya LSM, lembaga2 non pemerintah, bahkan kalangan pendidikan, pemerintah juga iya...
Kegiatan kemasyarakatan dan membahasakan GEOGRAFI ke dalam bahasa ibu bagi masyarakat...saat ini misalnya: pemetaan partisipatif
di sejumlah negara, masyarakat pedesaan (yang notabene kehidupannya juga sama dengan masyrakat kita, bahkan lebih baik masyarakat kita,...) udah diperkenalkan dengan Geografi yang dikombinasikan dengan teknologi dan informasi... Informasi yang ada di desa tersebut terkoleksi dengan baik dan dimanajemen menggunakan teknologi (komputer, dkk) disharing dengan bantuan internet dan secara spasial dikomunikasikan dengan baik dan efektif...
Google Earth, mengajak masyarakat pahami keBUMIan..mari kita bantu bahasakan,..hehe
Saat ini ku juga lagi sedih nie...karena paradigma riset..angka masih berperan penting...memang iya sich,..,,pemodelan statistik...tapi pemodelan spasial khan juga bisa, dengan bantuan angka2 juga????hehe
***sok sedih**
everyday is exel day... hiks2x...banggalah kalian yang masih berkutat dengan geografi...
dan buat yang tidak berkutat..think spatially.. (opo neh kuwi??)
4 hari berikutnya..datanglah email dari seorang teman yang kini menjadi staff pengajar di KPJ-Fakultas Geografi tercinta
he..he...
aku bangga punya teman seperti kalian, yuk bersama2 berjuang untuk geografi ini..
Selang waktu berikutnya datang email tanggapan dari seorang wartawan yang merupakan alumni KPJ Fakultas Geografi UGM angkatan 2001 :
Geografi kurang populer??? Wuahaha... jadilah wartawan, pasti akan populer sekali.
Serius. Di dunia jurnalistik, seseorang yang memiliki pengetahuan kebumian amat dibutuhkan. Sebab, tidak banyak orang yang bisa menarik logika atas serangkaian kejadian bencana alam, mulai dari sebab hingga akibat. Saya amat bangga menjadi seorang geograf yang wartawan.
Sementara itu, saya juga punya misi untuk membuat suatu topik tulisan kebumian menjadi menarik dibaca. Entah itu teknologinya, atau persoalan fisik-sosial yang terjadi di atasnya. Hanya saja, saya memang belum bisa untuk tampil sebagai penulis besar. Namanya juga masih wartawan pemula. Pengalaman kerja tiga tahun mah belum ada apa-apanya.
Saya amat berharap rekan-rekan bisa bersama-sama membangkitkan lagi minat publik terhadap ilmu kebumian. Kalau ada proyek, penelitian, atau temuan apa pun yang menarik dan tentunya membawa manfaat bagi masyarakat banyak, jangan ragu berbagi informasi. Siapa tahu bisa saya tindak lanjuti dalam sebuah tulisan, yang tentunya akan berguna juga untuk mengangkat nama almamater Fakultas Geografi.
Sekali lagi, saya bersyukur menjadi seorang geograf. Meski pekerjaannya agak melenceng dari bidang ilmu, tapi di situlah ternyata saya bisa berperan bagi masyarakat. Jangan ada lagi kata malu karena hanya menjadi lulusan Fakultas Geografi UGM. Buktikan kalau kita bukan cuma kuli GPS atau penggambar peta saja. Banyak hal yang bisa kita lakukan...
Semangat!!!!
------------------------------------------------------------------------------------------------
semangat yang luar biasa dari teman-teman KPJ2001 yang dengan bangganya mengatakan bahwa KITA BANGGA MENJADI GEOGRAF / GEOGRAFER / GEOGRAFIAWAN ....entah apapun itu sebutannya yang jelas bangga menjadi lulusan Fakultas Geografi UGM.
----------- apakah teman-teman yang membaca mengenal Geografi ?? -------------------------
Tulisan ini diambli dari perbincangan milist KPJ2001 dengan maksud untuk berbagi cerita dan memberi SEMANGAT...
Salam
KPJ2001
http://kpj2001.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar